Search This Blog

Wednesday, 2 March 2016

Alasan kenapa orang jerman lebih sedikit jam kerjanya tapi lebih produktif

Jerman merupakan roda mesin ekonominya eropa, justru karena jermanlah maka krisis ekonomi eropa bisa dihindari. Rata-rata jam kerja orang jerman hanya 35 jam/minggu atau sama dengan 7 jam/hari, 6 minggu libur nasional, 6 minggu cuti kerja dan hebatnya lagi gaji dibayar penuh tanpa potongan, klo diindonesia kerja 8 jam/hari, 3 minggu libur nasional dan 2 minggu cuti kerja. Kalo menurut teorinya orang kita jauh lebih produktifitas dibandingkan jerman kenyataannya malah sebaliknya. Kok bisa?? Kita pasti bertanya-tanya, nah ini alasanya.
1. Bagi orang jerman kalo jam kerja ya kerja.
Bagi seluruh karyawan dijerman bagi mereka kalo jam kerja ya mesti kerja mereka gak boleh melakukan apapun seperti facebook, belanja online, instagram, chating, apa lagi ngrumpi sesama rekan kerja. Apalagi cari muka didepan bos, rajin kerja hanya klo bos ada. Bandingkan dengan negara kita sama-sama tahu aja.
Ketika bekerja mereka fokus dan rajin, kamu bebas datang kekantor dan bebas juga pergi kemana-mana pada saat jam kerja dengan pengecualian pekerjaan sudah selesa. Bagi mereka tidak ada aturan mau masuk jam kerja jam berapun alias jam kerjanya gak ditentukan seperti kita masuk jam 9 pulang jam 5. Dalam bekerja orang jerman fokus dan cekatan sehingga produktifitas yg tinggi dapat tercapai dalam waktu singkat.
2. Demi mencapai tujuan orang jerman cendrung lebih suka komunikasi secara langsung.
Bagi kita orang indonesia lebih banyak budaya basa basinya. Orang jerman dapat tetap asik dalam bekerja tanpa banyak basa-basi. Karyawan jerman akan langsung menghadap atas mengenai laporan yg dia buat, mereka pun tak segan untuk menanyakan kenapa performanya kerjanya bisa menurun. Atasan mereka juga lebih suka menggunakan perintah langsung "saya butuh kerjaan kamu jam 3 sore ini" dari pada "gak buru-buru kok, tapi kalo bisa selesai tepat waktu".

3. Orang jerman tidak mencampur adukan kehidupan pribadi dalam pekerjaan.
Karena fokus yg mereka curahkan lebih intens dalam pekerjaan dan mereka begitu produktif didalam kantor/pabrik tempat mereka bekerja. Selesai jam kantor mereka manfaatkan buat istirahat. Mereka gak menyukai hang-out ataupun ngopi-ngopi bareng sebentar bersama teman kantor. Karena pada umumnya orang jerman benar-benar menghargai antara kehidupan pribadi dan kehidupan profesional. Bahkan pemerintah jerman berencana melarang mengirim email yg ada hubungannya dengan kerjaan setelah jam 6 sore, Agar mereka dapat segera beristirahat.
Bagi mereka hari libur benar-benar dimanfaatkan hanya untuk berlibur, akhir pekan hanya dimanfaatkan untuk berkumpul bersama keluarga dan berbaur dg masyarakat melalui komunitas minat khusus seperti klub olahraga, klub pencinta binatang dan sebagainya. Bahkan didesa terkecil dijerman mempunyai beberapa klub, sehingga mereka gak melewati akhir pekan hanya dengan bermalas-malasan dirumah sambil nonton tv.
4. Masyarakat jerman selalu dimanjakan dengan jumlah liburan yg banyak.
Dalam setahun masyarakat jerman mendapat jumlah libur yg dimandatkan negara (mungkin sama seperti cuti bersama/libur nasional klo dinegara kita) yg banyak. Kalo ditotal bisa mencapai 6 minggu dalam setahun. Coba bayangkan betapa enaknya para pekerja disana mendapatkan libur 6 minggu dalam setahun tanpa ada menyentuh pekerjaan sekalipun tapi gaji mereka tetap dibayar penuh. Itupun belum termasuk 25-30 hari jumlah cuti (padahal hanya boleh 20 hari yg dianjurkan) yg bisa diambil dalam setahun. Terus apa hubunganya libur dengan produktifitas kerja??
Selain libur dapat membuat kamu fresh saat kembali kekantor. Bagi mereka liburan adalah bagian yg tidak bisa terpisahkan dari kehidupan. Sedangkan masyarakat kita hanya menganggap liburan hanya bonus semata.
5. Para karyawan dijerman jarang melakukan rapat ataupun pertemuan.
Bagi kita orang indonesia telah terbiasa dengan ramah tamah, santai dan lebih banyak basa-basi untuk menjalin keakraban, sedangkan dijerman lebih menitikberatkan pada kualitas kerja, bekerja secar individu dan segera pulang setelah selesai pekerjaannya. Mereka cendrung lebih suka bekerja sendiri dan tertutup jika itu dipandang bagus bagi diri sendiri dan kantor. Mereka cendrung mengambil istirahat siang yg panjang agar bisa bekerja diluar kantor dan lebih fokus. Jadi jangan heran melihat mereka jarang ngumpul buat rapat atau membahas soal kerjaan kantor.




6. Tak ada yg perlu dicemaskan apabila mereka kehilangan pekerjaan.

Mereka cuti dan libur berminggu-minggu, apa merak tidak takut dipecat??mereka tidak cemas selain libur tersebut dimandatkan oleh negara orang jerman tidak cemas apabila kehilangan pekerjaan. Karena pemerintah jerman selalu membahagiakan masyarakatnya dengan menyediakan layanan kesehatan gratis, biaya kuliah gratis dan santunan kepada anak-anak kecil.
Selain itu beberapa tagihan mereka sudah ditanggung oleh negara jadi mereka tidak cemas untuk membayar tagihan. Akibatnya mereka jauh lebih bahagia, lebih produktif, dan seluruh waktunya bisa dicurahkan kepada pekerjaan dan keluarga, tidak lagi fokua buat membayar tunggakan bulanan.
7. Kualitas jauh lebih dipentingkan dari kuantitas.
Kultur kerja orang jerman sekali lagi lebih menitikberatkan pada kualitan bukan kuantitas. Saat kita membanggakan diri dengan jumlah jam kerja dan lembur yg lebih banyak dari orang jerman yg kita lakukan buat kantor/perusahaan, orang jerman lebih mengutamakan kualitas dari hasil pekerjaan. Kualitas didapat dari fokus, efisiensi dan dedikasi tanpa kompromi ditempat kerja.
Mereka memblokir semua gangguan dari luar dan dalam diri demi menyelesaikan kewajiban, dan segera kembali kekeluarga dan komunitas untuk memelihara keseimbangan antara keluarga dan pekerjaan. Lagipula buat apa pamer jam lembur sampai 12 jam kalo jam lemburnya lebih banyak diisi dengan membuka facebook, chating, ngerumpi dan basa-basi.

Memang kita gak bakal mungkin bisa disamakan kayak mereka. Namun dari contoh diatas kita bisa mengambil sisi poaitifnya yaitu ketekukan dan keuletan dalam bekerja, lebih fokus dalam bekerja tidak banyak basa-basi, ngerumpi dan sebagainya. Coba untuk menikmati akhir pekan tanpa gangguan dari siapapun, memang tidak semudah yg dibayangkan asalkan kita ada kemauan pasti bisa.

No comments:

Post a Comment