Search This Blog

Tuesday 23 February 2016

Permainan anak tradisional yg sudah jarang dimainkan



Sebelum era internet dan game online berkembang, Permainan tradisional ini sering kita jumpai dimanapun baik itu dikota atau didesa. Seiring berkembangny dunia teknologi permainan"  tradisional anak sudah mulai hilang tergerus oleh waktu, bukan hanya dikota besar namun didesa" pun sudah tidak/jarang dimainkan lagi.
Padahal permainan tradisional secara tidak langsung mengajarkan nilai" positif pada anak, seperti bagaimana melakukan kerjasama dg tim, melatih motorik dan kognitif anak tsb.
Mungkin karena ketidaktahuan anak jaman sekarang terhadap permainan tradisional, dikarenakan anak" zaman sekarang cendrung lebih memilih permainan online yg katanya lebih mengasikkan.
Berikut ada beberapa permainan tradisional yg sudah jarang ditemukan lagi.

1. Petak umpet

Permainan yg bisa dimainkan minimal 2 orang, namun jika semakin banyak akan semakin seru.
Cara bermain: biasanya ditentukan dg hompimpa untuk menjadi kucing (pencari) teman" yg bersembunyi. Sebelumnya yg menjadi kucing harus menghadap tembok/batang pohon sambil menghitung sampai 10, setelah itu baru sang kucing mencari teman yg bersembunyi, dan apabila telah menemukan seorng teman dia harus menyebutkan nama teman tersebut sambil berlari memukul tembok tempat kucing tadi menghitung (tergantung daerah masing" ada yg memukul pundak temannya atau sbgnya) yg penting inti permainannya sama, dan apabila ada yg memukul tembok sebelum kucing maka kucing harus menghitung ulang lagi dan yg sudah ketemu bisa sembunyi lagi, permainan berakhir apabila semua teman telah lengkap tapi hati" jangan sampai teman yg dicari nambah satu ya (heheh). Dan yg pertama ketemu harua menjadi kucing selanjutnya.

2. Benteng
 
Permainan yg dibagi menjadi 2 tim beranggota 4 sampai 8 orng, dan tempat yg dipilih sebagai markas biasanya kebanyakan batang pohon.
Cara bermain :
Sebelum bermain biasanya disekitar benteng kita dibikin lingkaran yg bertujuan sbg penjara bagi musuh yg tertangkap, permainan menang apabila semua musuh tertangkap atau benteng musuh dpat kita sentuh dan meneriakan kata benteng.
Setiap anggota bisa menangkap musuh  , dan yg menentukan siapa yg bakal kena tangkap/yg tertawan ditentukan oleh waktu berapa lama kita menyentuh benteng terakhir yg menyentuh benteng terakhir berhak menjadi penawan dan bisa mengejar yg sdah lama tidak menyentuh benteng, makanya tim yg anggotanya sudah lama tidak menyentuh benteng harus berlari secepatnya kemarkas sendiri dan menyentuh benteng selanjutnya dialah yg jadi penawan.
Dan kita jg bisa membebaskan kawan kita dg syarat menyentuh tangan dari anggota kita yg tertawan.

3. Permainan pecah piring, batu lima, atau susun batu.

Tergantung daerah masing" nama, permainan ini dimainkan lima sampai sepuluh orang.
Cara bermain :
Permainan ini ditentukan dg hompimpa untuk menjadi penyusun batu/gentengnya, sebelum permainan dimulai ada salah satu anak yg bertugas untuk melempar susunan batu pakai bola, paling sering bola kasti setelah batunya berantakan yg lain termasuk yg melempar harus lari dan sembunyi nah yg klah tdi harus menyusun batu sampai selesai dan berdiri baru boleh mencari kwan yg sembunyi dan apabila ketemu mereka harus berlari ketempat batu yg tersusun td nah apabila yg penyusun batu sampai duluan dia harus melangkahi batu tsb jngan sampai jatuh batunya sambil menyebutkan nama musuhnya, apabila musuh yg sampai duluan dia harus menendang batu tsb sampai berantakan dan penyusun batu harus mulai dari awal lagi, yg sdah tertangkap pun boleh bersembunyi lg, ini sebenarnya permainan paling mengesalkan bagaimana tidak siapa yg jd penyusun pasti bakal jd penyusun batu sampai menyerah dikarenakan kita boleh bekerja sama Bahkan ada yg sampai menangis.

4. Engrang
Galah atau tongkat yg digunakan seseorang agar bisa berdiri dalam jarak tertentu diatas tanah. Agar bisa berdiri engrang dilengkapi dengan pijakan, nah disisi kita dilatih agar bisa seimbang diatas tongkat atau galah tsb.







5. Main karet atau lompat tali
Biasanya permainan ini lebih sering dimainkan oleh perempuan tetapi anak laki" jg boleh ikut dalam permainan ini.
Permainan ini beraneka ragam, ada yg karet tsb dipegang oleh 2 orang dan karet tsb diputar nah yg lain bertugas untuk masuk kedlam putaran jangan sampai terkena karet yg diputar. Tapi ada jg versi yg lain.



6. Kelereng
Permainan ini bisa dilakukan secara individu maupun perorangan, kadang disebut juga gundu, ekal dll.
Cara bermain :
cara bermainnya beraneka ragam tergantung daerah masing", ada yg nama main pot (klo daerah lain saya gak tau namany) biasanya diatas tanah digambar segitiga nah didalam segitiga tsb kita taruh kelereng sesuai kesepakatan masing", kita diwajibkan untuk menghabiskan kelereng yg ada dalam segitiga tsb. Permainannya jg ada banyak tergantung kita mau main yg bagaimana.

7. Gasing
Gasing terbuat dari kayu, ada yg bikin sendiri maupun beli.
Cara bermain :
Gasing dilempar menggunakan tali yg dililitkan pada gasing sampai berputar ditanah/lantai, nah disisi yg menang ditentukan dari seberapa lama gasing itu berputar/dg mengadu gasing tsb.





8. Bepe atau boneka kertas.
Permainan ini lebih sering dimainkan oleh anak perempuan, cara mainnya pun sederhana hanya menukar ganti pakaiannya.










 
9. Pletokkan
Terbuat dari bambu biasanya bambu hias karna ukuran bambu tsb kecil tidak besar kayak bambu pada umumnya. Untuk penyodoknya bisa dibuat dari ranting bambu tersebut.
Untuk pelor/pelurunya biasanya bisa dari buah bongsai ataupun kertas yg dibasahin dimasukan kedalam lubangnya dan disodok sehingga menyerupai pistol"an.




10. Patok lele
Permainan yg terdiri dari kau panjang dan kayu pendek yg ditaruk ditanah yg sebelumny diberi lubang untuk mengungkit/melempar kayu pendek tsb keudara, permainan dibagi menjadi 2 tim, yg menang ditentukan dari poin yg diterima dari masing" tim.
Untuk mengumpulkan poin setiap tim harus bisa menangkap kayu kecil yg dilempar keudara, masing" poin disepakati oleh masing" tim.



Sebenarnya masih banyak lagi permainan tradisional yg sudah jarang dimainkan anak jaman sekarang mungkin karena pengaruh dari perubahan zaman, mungkin hanya anak" generasi 90an yg terakhir merasakan bahagianya bermain permainan tradisional. tak bisa dipungkirin permainan tradisional akan benar" terlupakan.

No comments:

Post a Comment